Selasa, 05 Januari 2016

WISATA SENI DAN BUDAYA


SoLo

1. Kampung Kauman Batik
Kampoeng Kauman merupakan kampung kuno tempat pejabat agama Islam (dari yang berpangkat bupati sampai ke bawah Kaum) maka dinamakan Kauman. Kampung Kauman dikelilingi oleh Jl. Rajiman (Coyudan) bagian selatan dahulu pernah tinggal abdi dalem keraton yang bernama Ngabehi Secayuda, Jl Nonongan sebelah selatan ada yang bernama daerah Gerjen (dahulu tempat para penjahit dan desain baju kraton). Bagian utara Jl. Slamet Riyadi sebagai jalan strategis kerajaan dan residen Belanda. Disamping itu dikelilingi tempat-tempat yang bersejarah seperti Gladak, Beteng, Slompretan (sekarang Pasar Klewer).
2. Kampung Batik Laweyan
Kampung Batik Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M dan mencapai kejayaan pada era 1970an. Karya seni tradisional batik terus ditekuni masyarakat Laweyan sampai sekarang. Suasana kegiatan membatik di Laweyan tempo dulu banyak didominasi oleh keberadaan para juragan batik sebagai pemilik usaha batik. Jika kita berkunjung kesana, kita dapat melihat sendiri proses pembuatan batik, tentunya ini pengalaman yang tidak akan kita dapatkan di toko atau butik di tempat lain.
3. Museum Batik Danar Hadi
Museum Batik Danar Hadi berisi Batik Kuno yang merupakan koleksi pribadi yang berjumlah 10.000 potong. Batik sebanyak itu dikumpulkan dalam kurun 30 tahun lebih. Sebanyak 1.500 potong di antaranya diperoleh dari koleksi pribadi seorang kurator Museum Troupen, Belanda.  Tahun pembuatan batik beragam, antara 1840-1910. Dari, 10.000 potong batik, tak semuanya dipajang di museum itu, hanya 700 lembar yang dipajang.

4. Taman Sriwedari 
Taman Sriwedari adalah sebuah kompleks taman di Kecamatan Lawiyan, Kota Surakarta. Sejak era Pakubuwana X, Taman Sriwedari menjadi tempat diselenggarakannya tradisi hiburan Malam Selikuran. Sriwedari juga pernah menjadi lokasi penyelenggaraan PON I pada tahun 1948. Saat ini kepemilikan Taman Sriwedari menjadi sengketa antara Pemerintah Kota Surakarta dengan ahli waris keluarga KRMH Wirjodiningrat.
 

5. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja,
6. Wayang Beber
Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.

7. Pasar Klewer
Pasar Klewer Solo adalah pusat pasar batik di Indonesia. Meskipun pasarnya tidak begitu besar dan berada di tengah-tengah pulau Jawa, pasar ini tetap ramai. Batik dari pasar ini dikirim ke seluruh pelosok Indonesia, bahkah sebagian juga ada yang dieksport ke luar negeri. Batik-batik di Yogyakarta sebagian didatangkan dari Pasar Klewer ini.
     9. Pasar Legi
Pasar Legi merupakan pasar induk hasil bumi terbesar di Surakarta, yang mendapatkan pasokan dagangan dari berbagai daerah baik dari wilayah sekitar surakarta maupun dari luar daerah seperti Brebes, Temanggung, Tasikmalaya, Sidoarjo, Malang dan lain sebagainya. Kegiatan pasar ini dimulai dari dini hari sampai malam hari.
 10. Pasar Gede
Pasar gede, adalah alternative lain tempat wisata yang dapat dikunjungi. Terkenal akan kerajinan peraknya yang sangat indah dan sudah menjadi target para wisatawan mancanegara sejak tahun 1970an. Berlokasi sekitar 10 KM dari arah kota Yogyakarta, Kota Gede tidak saja menawarkan keindahan berbelanja kerajinan perak saja, akan tetapi juga menawarkan kursus ketrampilan cara membuat perak bagi para wisatawan asing maupun domestik. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, karena wisatawan dapat membawa pulang hasil kerajinan perak buatan tangan sendiri dengan desain rancangan sesuka hati.
.   11. City Walk
Solo City Walk adalah sebuah proyek yang dilandasi pemikiran untuk mengangkat potensi Solo dengan slogan ?Solo past as Solo future?. Proyek ini bertujuan untuk mengembalikan ruang publik yang pernah ada dalam aktivitas masyarakat Solo di masa lampau. Nilai-nilai adiluhung kota Solo tidak serta merta dapat dimasukkan dalam City Walk yang ada karena kondisi sosial-kultural masyarakat masa kini yang beraneka ragam juga harus diperhatikan. Hal ini penting agar kehadiran City Walk yang ingin menonjolkan sisi romantisme Solo di masa lampau bisa menyatu dengan kebijakan pengembangan lain yang dilakukan Pemda maupun pihak swasta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar